Mengenal Tasawuf (9)
SEDIKIT TENTANG SEJARAH TASAWUF
Pada prinsipnya, seluruh ajaran thoriqoh-thoriqoh yang sudah disebutkan, karena ajaran Islam, maka pasti sumber ajarannya adalah Qur`an - Hadits, yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Sehingga dalam silsilah thoriqot, sumber dari Nabi Muhammad, turun ke sahabat-sahabat (biasanya Abu Bakar atau Ali bin Abi tholib), kemudian turun ke tabi`in, kemudian turun ke tabi`it tabi`in.
Informasi secara sederhana, Nabi Muhammad menyampaikan ajaran Islam pada seluruh manusia. Diantara manusia-manusia itu ada yang `lebih atau pandai` dalam arti pelajaran bagi golongan ini, perlu ditambahi. Sehingga muncullah pelajaran khusus bagi orang yang memang mencukupi `wadahnya` saat itu. Artinya apabila pelajaran keIslaman yang diberikan pada orang-orang tertentu itu diberikan secara umum, maka akan menyebabkan kebingungan, dll.
Analog, misalkan pelajaran berhitung, plus, minus, diajarkan di SD, jadi mereka meyakini kebenaran (SD) bahwa 1 + 1 pasti sama dengan 2(sistem desimal). Tapi bagi SMP(mungkin), akan diajarkan yang lainnya, bahwa 1 + 1 tidak sama dengan 2 melainkan sama dengan 10 (sistem biner). Dan bagi SMA akan diajarkan masalah integral, turunan, dll. Kalau misalnya masalah integral diajarkan pada anak SD, maka akan menimbulkan kebingungan-kebingungan.
Demikian pula untuk masalah agama. Dari golongan yang `pandai` tadi muncul golongan lagi yang lebih `pandai`, dan golongan ini perlu pula ilmunya ditingkatkan, muncul pelajaran khusus lagi. Dan seterusnya dan seterusnya sampai tersaring 4 sahabat (Abu bakar, Umar, Usman ,Ali). Mereka-lah (4 sahabat) yang menerima sebagian besar ilmu dari Nabi Muhammad.
Jadi apabila di dalam belajar tasawuf, melalui thoriqoh-thoriqoh tsb, ada cara-cara yang selama ini belum kita ketahui, bukan berarti mereka melakukan bid`ah atau mengada-ada soal ajaran, melainkan mereka menyampaikan apa-apa yang mereka peroleh dari gurunya-dari gurunya sampai dari Nabi Muhammad SAW. Hanya saja kita yang baru tahu, oooo...ternyata ada pelajaran yang seperti itu.
Kemudian, dari 4 sahabat tadi, pintu ilmu melalui Ali(karena beliau terakhir masanya setelah 3 sahabat yang lain), turun-lah pelajaran atau ilmu Islam pada 2 putranya yaitu Hasan dan Husain, dari Hasan dan Husain ini, mungkin mereka memiliki murid banyak, ada yang menonjol,berkembang di satu daerah, masing-masing murid mungkin memiliki murid lain yang juga banyak dan seterusnya, dan seterusnya.
Muncullah nama-nama thoriqoh yang bermacam-macam. Ada yang karena terkenal yang mengembangkan bernama Syech Abdul Qodir Jailani, maka dipakai oleh murid-muridnya setelah beliau, thoriqoh Qodiriyyah (diambilkan dari nama Abdul Qodir). Atau ada murid Yazid Al-Bustami dari daerah Kholwati, menjadikan timbul thoriqoh Kholwatiyyah, dst,dst.
"Belum ketemu dengan tidak ketemu itu berbeda,
Belum tahu dengan tidak tahu itu berbeda,
Baru tahu itu lebih baik dari pada tidak tahu.