`

Sabtu, 20 November 2021

Shillah

 Mengenal Tasawuf (26)

"Ijin atau tidak ijin"

Shillah, persambungan, di dalam ngaji spiritual ini menduduki posisi yg utama.

Bagaimana jika belum baiat jahar trus ngamalkan dzikir jahar? Sama apa beda?

Bagaimana apabila hitungan jahar kita dapat dari bapak Kholifah hitungan 600x sehari semalam kemudian kita tambah-tambahi sendiri jadi 1200 x tanpa ijin. Sama apa beda?

Bagaimana jika dzikir di kautsaran hitungan 120x kemudian kita tambahi sendiri jadi 600x. Tanpa ijin. Sama apa beda?

Saya pernah mendengar beliau Kyai Tar cerita kalau sang guru, Mbah Syueb Jamali wiridannya "Ya Ahad ya Shomad..ya Ahad ya Shomad" apa itu berarti saya menerima amalan itu dan kemudian saya wiridkan" ya Ahad ya Somad" tanpa ijin? Kira2 apa yg akan terjadi?

Satu waktu, bapak Muhyiddin malang, sewaktu beliau masih belum Kholifah, beliau menerima ijin untuk mengamalkan pelajaran sholawat Nurdzat dari pak met. Kemudian pulang dari bertemu pak net, pak Din bertemu pak Ghofur, dan beliau nanya,"Fur, kamu sudah punya amalan sholawat Nurdzat?" " Belum Din"

"Sini tak ajarin" dan kemudian pak Din ngulangi alias ngajarin pak Ghofur apa yg barusan diterima tentang sholawat Nurdzat..

Beberapa saat kemudian ada utusannya pak met bapak Kholifah yg merintahkan manggil pak Din. Dan pak Din pun disidang, dimarahi sama pak net, ,"sampeyan baru saya kasih ijin buat ngamalkan, bukan buat ngasih amalannya. Masalah Ruhani itu gk sederhana, bahaya kalau tidak punya ijinnya" begitu kurang lebih pak Met negur pak Din.

Pak Din spontan minta maaf,"iya maaf pak Met, saya lakukan itu karena saya Ndak tau dan karena terlalu semangat"

Mendengar jawaban pak Din, pak Met yg awalnya marah jadinya tersenyum dan berkata,"ya sudah jangan diulangi lagi"

Anda mendengarkan bapak Kholifah membaca Fatehah ke malaikat saat kautsaran, itu hak beliau, tapi kita jangan ikut2 mbaca, kalau pengen ikut mbaca ya ijin dulu ke bapak Kholifah,"pak boleh gk kalau saya begitu juga" dan jika diijinkan, itupun tidak otomatis anda dapat ijin ngasihkan ke orang lain juga..

Belum menerima ijin dengan sudah menerima ijin mengamalkan itu beda.

Sudah menerima ijin mengamalkan dengan ijin memberikan ke orang lain itu dua hal yg beda.

Sudah diijinkan memberikan amalan ke orang lain saat itu dengan diijinkan memberikan amalan ke orang lain seterusnya itu ijinnya juga berbeda.

Saat beliau mengajak kautsaran dg bacaan nasruminalloh 19x 2, saat kita diimami beliau ya kita ngikut, tapi saat sendirian ya kita kerjakan sesuai tuntunan yg dibuku. Apakah gk boleh anda mengamalkan nasruminalloh 19x2?  Ya pertanyaannya anda sudah minta ijin apa belum?

Kalau secara umum sih ya terserah mau baca doa apa saja dan mau baca berapakalipun..tapi dalam tasaeuf yg banyak mengandung rahasia ya beda..

Apa yg kita pelajari di Shiddiqiyyah ini sudah masuk ilmu khusus.. sehingga berhati-hatilah terhadap apa yg kita amalkan, 

1. Apakah yg memberi amalan itu sudah punya ijin memberi apa belum

2. Dan apakah kita sudah diijinkan mengamalkan apa belum

3. Dan apakah kita mendapatkan ijin buat ngasih ke orang lain apa nggak

4. Dan apakah kita mendapatkan ijin buat ngasih ke orang lain terus sampai kapanpun..

Jika anda memberikan satu pelajaran terhadap orang lain sedangkan anda belum memiliki hak untuk memberikan maka konsekuensi akan anda terima sendiri dan bagi yg anda beri amalannya juga akan kurang berkahnya..

Pelajaran dzikirnya sama, Laa ilahaa ilalloh dibaca 12x ditajdidul iman, 

Pelajaran dzikirnya sama, Laa ilahaa ilalloh dibaca 120x di kautsaran,

Pelajaran dzikirnya sama, Laa ilahaa ilalloh dibaca 600x di baiat dzikir jahar

Pelajaran dzikirnya sama, Laa ilahaa ilalloh dibaca 12,000 x,

Ingatlah, ,bacaannya memang sama, tapi muqodimahnya sendiri2 maka masing2 ya dikerjakannya sendiri2 sesuai tata aturan resepnya masing2.

Lagi2..

Ini pelajaran tasawuf bro..bukan pelajaran fiqih.

Mengenal Tasawuf