Mengenal Tasawuf (35)
"Keutamaan Menulis"
Alloh memerintahkan kita untuk menulis..untuk membuat tulisan-tulisan yg bermanfaat..
Dibalik tulisan ada kalam ilahi,
di dalam menulis ada rahasia Al Maliki Mulk..
Qur'an surat al-qolam :
نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
nūn, wal-qalami wa mā yasṭurụn
1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
مَآ أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ
mā anta bini'mati rabbika bimajnụn
2. berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ
wa inna laka la`ajran gaira mamnụn
3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
wa innaka la'alā khuluqin 'aẓīm
4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ
fa satubṣiru wa yubṣirụn
5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat,
بِأَييِّكُمُ ٱلْمَفْتُونُ
bi`ayyikumul-maftụn
6. siapa di antara kamu yang gila.
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
inna rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn
7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
فَلَا تُطِعِ ٱلْمُكَذِّبِينَ
fa lā tuṭi'il-mukażżibīn
8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
وَدُّوا۟ لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
waddụ lau tud-hinu fa yud-hinụn
9. Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ
wa lā tuṭi' kulla ḥallāfim mahīn
10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ
hammāzim masysyā`im binamīm
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,
مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
mannā'il lil-khairi mu'tadin aṡīm
12. yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,
Maka mulailah menulis, teruslah menulis dan tetaplah menulis
"...musamman faktubụh, walyaktub bainakum kātibum bil-'adli wa lā ya`ba kātibun ay yaktuba kamā 'allamahullāhu falyaktub, .."
(QS al-baqoroh :282)
"...hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, ..."
Mursyid kita Bapak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi, adalah seorang yg gemar membaca dan gemar menulis.
Apakah kita mau mencontoh beliau gemar membaca dan gemar menulis ? ataukah tidak? itu terserah pada Kesadarannya masing-masing.
Satu waktu beliau Bapak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi dawuh,
"sampaikan ke murid2 Shiddiqiyyah, aku seneng nek onok murid2 Shiddiqiyyah yg produktif menulis"