Mengenal Tasawuf (13)
"Tasawuf itu bukan tingkatan tapi pendalaman pengetahuan untuk memperdalam syariat agar tahu hakikat" jarene...
"Tasawuf itu gak mengenal Syariat" jarene.
Ada lagi"tasawuf itu tingkatan setelah syariat. Jadi syariat trus tasawuf lanjut ke hakekat kemudian makrifat" jarene.
Ya kita memaklumi adanya bermacam2 pendapat tentang tasawuf itu apa, dan kita harus memahami siapa yg berbicara tentang tasawuf itu.
Apakah yg berbicara tentang tasawuf itu orang yg gk seneng tasawuf?
Maka ia bisa mengatakan bahwa tasawuf itu adalah darah hitam..bahwa tasawuf itu ajaran Yunani dan lain sebagainya.
Apakah yang berbicara tentang tasawuf itu orang beragama Islam yg belum pernah belajar tasawuf?
Maka muncullah kalimat seperti di atas, bahwa tasawuf tidak ngenal syariat, bahwa tasawuf itu pendalaman pengetahuan dan lain sebagainya.
Apakah yg berbicara tentang tasawuf itu orang Islam yg baru belajar tasawuf melalui kajian2 tasawuf, bacaan, buku, atau utak Atik gathuk sendiri,.maka ini variasinya bisa bermacam2..
Bahasannya tinggi, soal Nur Muhammad, soal martabat 7, soal semua itu asal dari Alloh ya kebaikan ya kejahatan jadi manusia tidak dituntut atas perbuatannya yg dilihat Allohnya, bahwa di sorga itu ya sama jasadnya dan lain sebagainya yg sepertinya bahasannya tinggi tapi arahnya sebenarnya gk jelas dan bisa sesat menyesatkan..
Apakah yg berbicara tentang tasawuf itu memang sudah murid satu thoriqoh yg memiliki mursyid tapi ia termasuk murid yg baru belajar, baru berlatih wirid supaya jadi dzikir dan ini ketika berbicara tentang tasawuf biasanya kecampur dg pengalamannya sendiri, tidak berdasar Qur'an maulun hadits dan masih separo2 artinya teori tidak matang dan praktek tidak matang..
Apakah yg berbicara itu sudah menempuh jalur tasawuf puluhan tahun dan sudah memproses dirinya sedemikian rupa sehingga ia paham akan pengertian, paham akan Dzikrulloh dan paham akan rasa dan sebagian kesadarannya sudah terbuka sebagian belum..
Maka ia akan cukup mampu menjelaskan tasawuf itu bagaimana meskipun ada keterbatasan-keterbatasan..
Apakah yg berbicara adalah seorang ahli tasawuf seorang Mursyid yg sudah mencapai dekat sebenar-benarnya dekat dan takwa sebenar-benarnya takwa pada Alloh dan beliau bijaksana dan mampu memberikan bimbingan dan didikan disesuaikan dg kemampuan dan kebutuhan murid bukan memberikan sesuai keinginan murid..
Masing2 akan memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pemahaman dan pengalamannya masing.
Manakah yg bisa anda percaya?
Itu kembali kepada keyakinan anda masing2..
Setelah ini akan saya lanjutkan penjelasan tentang tasawuf itu bagaimana menurut pembelajaran, referensi, buku-buku, dawuh2 guru-guru Ruhani, proses penempuhan bertahun2, pengalaman lahir bathin, dan petunjuk2 langsung yg dititipkan Alloh pada saya, tapi sebagian kecil saja yg boleh disampaikan..
Paling tidak lumayanlah untuk memberikan kecukupan arahan, penjelasan dan pemahaman tentang tasawuf, meski boleh saja dipercaya dan boleh tidak dipercaya..
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6)
"Jangan terburu2 ditelan apa yg saya sampaikan, meski itu manis adanya, siapa tau itu adalah racun yg dibungkus dg madu. Dan jangan terburu2 anda muntahkan apa yg saya sampaikan meski pahit adanya siapa tahu itu adalah obat"
Salam