`

Selasa, 16 November 2021

Ma`ul Hayat

 Mengenal Tasawuf (12)

Moga-moga setelah membaca ini, bagi yang mau melangkah untuk mendekat kepada Alloh dengan sebenar2nya dekat, dan menuju takwa yang sebenar-benarnya takwa melalui jalan tasawuf tidak ada keragu-raguan lagi.

TAKUT TERSESAT ? SIAPA TAKUT?

Seperti kisah Dewa Ruci di dalam pewayangan.

Seperti kisah itulah,

Ketika sang Werkudara sami`na wa atho`na, patuh-taat kepada gurunya,

Meski gurunya resi Durna yang penuh tipu daya..

Bima berkehendak akan kebenaran sejati,

sang Resi berkehendak menjerumuskan Bima..

...agar Bima terbunuh

Ketika perintah mencari Ma`ul Hayat,

air tirta kamandanu digulirkan, pencarian Air Hidup yang Menghidupi dilakukan,

Kemanapun, Dimanapun, Bima akan berangkat untuk mencari sampai ditemukan.

Sang Resi Durna menjerumuskannya dengan mengatakan,

"Di sana..di gunung itu", sambil dalam hati ia bergumam, "rasakanlah Bima, tak ada seorang manusiapun yang pernah pulang dengan selamat dari Gunung itu.."

Dan mungkin akan terjadi begitu..

Kalau bukan Bima yang berangkat dengan tujuan suci..

Rokmuko dan Rokmukolo sang Raksasa penjaga gunung yang biasanya mbunuhi makhluk yang masuk wilayahnya bertemu dengan Bima....dan mereka tekuk lutut dikalahkan oleh Bima,

Bima kembali dan melaporkan pada sang guru,

"Di sana tak ada air tirta kamandanu guru"

Kemudian Gurunya berkata,

"Ke sana muridku pergilah ke samudra luas di sana, air kehidupan ada di sana"

sambil dalam hati bergumam, "rasakan kamu, tak ada yang pernah pulang dengan selamat dari lautan itu"

Bima berangkat dan menuju ke samudra itu,

seluruh saudara-saudaranya berusaha mencegahnya sebab tahu bahwa Bima hanya dijerumuskan saja oleh gurunya,

tapi Bima tidak bergeming,

tetap pada keinginan sucinya,

mencari air tirtakamandanu..

menemukan air hidup yang menghidupi

Benarlah dugaan sang guru ..

Bahaya justru yang di dapat si Bima,

seekor ular yang sangat besar menghadangnya dan hendak membunuhnya,

Tapi yang dihadapi adalah Bima yang telah dikuatkan oleh tujuan suci.

Sang naga berhasil dikalahkan,

Pada saat itulah kebenaran sejati menampakkan diri sebab kuatnya sang niat,

Sosok tubuh kecil persis seperti Bima keluar dari dalam lautan,

"Siapa kamu ?" tanya Bima

"Aku adalah Dewa Ruci" (dewa itu Raja, Ruci itu Ruca atau jantung jadi "Rajanya Jantung" atau "Rajanya Qolbun")

Dan kemudian niat suci telah membimbing Bima untuk menuju kebenaran yang sejati..

Melalui proses ruhaniyyah,

sang Bima pun mendapatkan air kehidupan itu...

Sekarang ijinkan saya untuk melanjutkan kisah di atas dengan kejadian yang ada..

Cerita ini `true story`, kisah nyata, bener-bener terjadi......

Temen saya inisialnya K, di Surabaya, satu ketika belajar tasawuf melalui

seorang guru. Karena temen saya itu sangat-sangatlah dekat dengan saya,

sudah saya anggap saudara saya sendiri, maka kemana dia ngajak saya, saya nurut, ikut saja.

Singkat cerita saya juga di ajak dia ke guru ngajinya itu.

Tidak mengurangi rasa hormat dan dengan kehati-hatian, sayapun `sungkem`

pada beliau. Omong-omongan cukup lama, terasa ada ketidak beresan. Feeling saja.

Malam harinya, mimpi-mimpi yang saya alami sangatlah menganggu.

Intinya, dimimpi itu, bahwa memang sebenarnya ada ketidak beresan di dalam

orang itu (guru ngaji temen saya tsb). Entah di masalah karakter pribadi yang ndak bener, entah di masalah ajaran yang ndak benar? masih jadi tanda tanya.

Saya sholat istikhoroh, beberapa lama............saya masuk tenggelam ke dalam diri dan fana....

(eh ternyata tertidur.....he...he....)

Dan.......................................................................

kok ya ndak bisa saya itu nangkap petunjuk ilahi

(meskipun lewat mimpi saja)

maklumlah masih belajaran sholat

istikhoroh..........he.........he..............

hati masih buram, kotor. Pikiran masih pada `dunia` he...he..............

Nah, karena sulitnya dapat petunjuk, maka `jalur potong kompas` saya pake`

Saya nanya` ke wakilnya mursyid (kholifah)," Pak maaf, saya mau cerita isyaroh yang saya terima lewat mimpi", begitu saya bertanya. Kholifah

menjawab,"ooo.... mimpi","iya pak"kata saya lagi.

Eh.....barulah saya sadar kalau saya keliru bertanya.

wong diri ini masih kotor, hati buram, pikiran ke dunia,eh...kok

berani-beraninya saya bertanya dengan memakai istilah `isyaroh`.(bukankah isyaroh itu petunjuk dan petunjuk biasanya dapat ditangkap oleh orang-orang yang berhati bersih??)

Kemudian saya ceritakan mimpi saya dan kejadian saya diajak ke guru ngajinya temen saya itu.

Bapak Kholifah diam dan kemudian bercerita panjang lebar

tanpa sedikitpun menyentuh apa yang saya tanyakan.

Alhamdulillah,

tiba-tiba pemahaman yang lain tentang guru ngajinya temen saya itu masuk ke

diri saya. Dan saya berani membuat satu kesimpulan bahwa....guru ngajinya temen saya itu termasuk orang yang nggak bener.

Saat bertemu dengan temen saya di lain kesempatan, saya kelepasan omongan pada dia. "eh `K` hati-hati lho, guru ngajimu itu ndak bener. Karena engkau itu saudaraku, kuceritakan ini."

Wah bisa dibayangkan, saya diamuk oleh temen saya itu. Ya jelas saja wong guru ngajinya saya bilang ndak bener.

Tapi temen saya itu tahu maksud baik saya. Ia tahu bahwa saya hanya bermaksud memberitahu dia, diakhir omongannya dia berkata,

"Wis gini saja cak, aku yakin niatku adalah mendekat pada jalan Alloh, semata-mata ingin taqorub pada Alloh.

Kalau apa yang engkau katakan itu benar, pasti Alloh akan menunjuki-ku jalan yang benar. Percayalah pada Alloh"

Karena sudah keluar omongan seperti itu, maka kuyakinkan diriku, bahwa Alloh pasti menunjuki hamba-hambanya yang benar-benar berniat untuk mendekat dengan jalanNya yang benar.

Waktupun berlalu hampir satu tahun dari oomongan tadi, dan satu ketika bertemulah aku dengan temenku tersebut.

Dia berkata agak tergopoh-gopoh,"Cak, tolong jangan kamu tertawa............atau menertawakan aku

ya...........".

"oh....ya......"kataku,

dia kemudian melanjutkan,

"Guruku itu ternyata memang nggak benar",

dasar huttaqi yang kurang ajar,

huttaqi pun ketawa,"ha.........ha.......ha.......hi.......hi.....hi......apa kubilang, kamu ndak percaya".( I told u I told u hehe )

" Huss!!! diam!! jangan ketawakan aku", teriak dia sambil

marah, kemudian dia meneruskan ceritanya.

"Dulu tak pikir guruku itu benar karena yang di ajarkan padaku ya seolah olah benar. Sampailah kasus pada diriku sendiri, muridnya kan ada yang sudah pacaran lama, terus dibilang oleh guruku, bahwa yang cewek itu sebenarnya jodohku, maka ya perlu di ikhtiar`i ,katanya dan kupercaya itu, akhirnya aku gerilya untuk merebut cewek itu dari tangan pacarnya, sesuai petunjuk

guruku. Eh setelah dia jadi cewekku, lha kok aku mau disingkirkan oleh guruku sendiri. Telusur punya telusur, selidik punya selidik, guruku itu memang hobinya kawin dan cewekku itu memang sudah diinginkan oleh guruku mulai dulu". "Subhanalloh" teriakku dalam hati.

"Untungnya aku tidak taklid

buta. Untungnya pikiranku masih jalan.", katanya dia lagi.

Singkat cerita, beberapa lama kemudian, ketemu temenku itu lagi dan dia cerita kalau dia ikut ngaji lagi di lain tempat. Seperti awal cerita, saya diajak lagi ke gurunya yang baru dan kulihat tampak tanda-tanda ilahiyah di dalam diri gurunya yang baru ini.

Bersyukurlah engkau wahai saudaraku. Inilah pertolongan Alloh pada hamba-hambanya yang menuju padaNya.

Apa yang kusampaikan diatas adalah Haq terjadi tahun 1992 di kota `S`.

Tak ada maksud lain dalam cerita ini melainkan bahwa Alloh akan menunjukkan jalanNya pada hambanya yang bersungguh-sungguh mendekat padaNya.

Teriring salam buat temenku "K" yang sekarang ada di di kota 'J' Maaf kisahmu saya pinjam untuk kuceritakan disinii.

Kalau kita ketemu nanti insya alloh tak traktir kopi hehe.

Mengenal Tasawuf