Peran dan Struktur Thoriqoh Shiddiqiyyah dalam Tasawuf
Salam Qadim
Ø Sejarah Berdirinya Thoriqoh Shiddiqiyyah
Kata Shiddiqiyyah berasal dari gelar dari Abu Bakar ketika Nabi Muhammad menceritakan tentang pengalamannya didalam Isra Mi'raj kepada umatnya saat itu. Abu Bakar adalah salah satu orang pertama percaya akan kebenaran peristiwa Isra Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad. Abu Bakar mendapatkan gelar Shiddiq dari Nabi Muhammad, yang artinya membenarkan, percaya atas kebenaran.
Pendiri Tarekat Shiddiqiyyah di Indonesia adalah Syaikh Muhammad Muhtar bin Abdul Mu'thi-Muchtarullah al-Mujtaba, yang mulai mengajarkan Thoriqoh Shiddiqiyyah sejak tahun 1954, denga pondok pesantren yang bernama Majma-Al Bahrain, di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur, setelah memperoleh izin dan perintah dari Mursyidnya, Syaikh Ahmad Syuaib Jamali al-Banteni.
Ø Tujuan Thoriqoh Shiddiqiyyah
1. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar dekat kepada Allah yang sebenar-benarnya melalui praktek Dzikir Jahar maupun Sirri.
2. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar kenal kepada Allah yang sebenar-benarnya kenal melalui praktek Dzikir Sirri Ismu Dzat Untuk tercapainya dekat dan kenal kepada Allah, praktek Dzikir Jahar dan Sirri harus selalu ditingkatkan secara istiqomah.
3. Manusia dididik, dibimbing, dituntun, agar menjadi manusia Taqwallah.
Untuk mencapainya ada 3 jalan pokok yang harus dilaluinya (dikerjakan), yaitu:
1. Sholat
2. Puasa
3. Dzikir
Ø Peran dan Struktur Thoriqoh Shiddiqiyyah dalam Tasawuf
Thoriqoh Shiddiqiyyah berfaham Tasawuf, faham tasawuf adalah faham kebersihan jiwa. Orang-orang Shiddiqiyyah adalah orang-orang Tasawuf, orang-orang yang selalu menjaga kebersihan jiwanya. Jiwa harus dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat yang kotor, tercela, tak terpuji, dan diisi dengan sifat-sifat suci, bersih, terpuji, sebagaimana perintah Rasulullah di dalam Hadits yang berbunyi Takhalaku bi akhlakillah artinya: Berakhlaklah kamu dengan akhlaknya Allah. Jiwa yang suci, bersih, terpuji itu harus dihayati, diresapi sampai menjadi kenyataan di dalam pergaulan sehari-hari, di masyarakat. Tanpa memiliki jiwa yang suci, bersih dan terpuji, tak mungkin kita bisa dekat, kenal dan taqwa kepada Allah.
Ø Pelajaran-pelajaran dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah
1. Pelajaran Habluminallah, yaitu pelajaran pokok yang cara mengajarkannya disebut Baiat. Yaitu: Baiat Dzikir Jahar-Nafi Isbat, Baiat Dzikir Sirri-Ismu Dzat, Baiat Thobib da Baiat Fatihah.
2. Pelajaran Habluminannas, yaitu pelajaran tambahan yang cara mengajarkannya disebut ijazah atau bimbingan. Contohnya amalan surat al-Alaq ayat 1-5.
Ø Delapan kesanggupan Thoriqoh Siddiqiyyah yang harus dilaksanakan oleh para santri.
1. Sanggup taat dan bakti kepada Allah SWT
2. Sanggup taat dan bakti kepada Rasulullah
3. Sanggup taat dan bakti kepada kedua orang tua
4. Sanggup bakti kepada sesama manusia
5. Sanggup bakti kepada Negara Republik Indonesia
6. Sanggup cinta tanah air Indonesia
7. Sanggup mengamalkan Thoriqoh siddiqiyyah
8. Sanggup menghargai waktu