`

Jumat, 19 November 2021

Minta restu

 Mengenal Tasawuf (22) 


Minta restu (pangestu)/ijin/barokah/doa/arahan/petunjuk atau diperintah

Ini hal2 sederhana tapi dalam saat kita ngaji tasawuf menjadi penting karena beda istilah akan berdampak beda.

Kalau kita minta Pangestu (restu) atau minta barokah maka seolah2 kita tidak diberi restu/barokah sebelumnya oleh beliau, maka ini menjadi kurang tepat. Lebih tepatnya jika kita minta TAMBAHAN Pangestu / barokah kepada beliau karena keyakinan kita tanpa diminta beliau sudah memberikan pada kita ya restu pangestu dan barokahnya. Jadi yg lebih tepat adalah minta Tambahan restu/Pangestu/barokah.

Jika kita minta tambahan Restu/Pangestu/berkah, pada dasarnya belum tentu yg kita kerjakan itu di cocoki sama beliau Mursyid. Sama juga ketika kita minta ijin dan diijinkan, belum tentu itu sebenarnya sesuai dg kehendak Mursyid meskipun kita sudah menerima ijin dari beliau untuk apa yg kita lakukan.

Misal, kita mau beli rumah, nyuwun tambahan Pangestu atau nyuwun tambahan barokah ya diberi tambahan Pangestu dan berkah meski hal kita beli rumah belum tentu di cocoki oleh beliau Mursyid.

Jika kita minta didoakan, ya kita akan didoakan beliau untuk hal yg paling baik buat kita terima, bukan didoakan semata2 apa yg kita maju.

Kita minta didoakan jadi presiden, kalau bagusnya buat kita jadi lurah ya fakta doa beliau akan menjadikan kita lurah.

Maka akan berbeda jika kita minta arahan atau petunjuk beliau bagaimana sebaiknya. Barulah itu kita diberi petunjuk yg sesuai dan dicocoki beliau. Misal kita minta arahan atau petunjuk beliau untuk beli rumah atau nggak, lha maka kita bisa diberi arahan / petunjuk agar kita Ndak usah keburu2 beli rumah misanya..itu akan sesuai dg yg nurut beliau bagus buat kita.

Beda lagi kalau kita diperintah, maka itu adalah kehendak beliau dan bukan kehendak kita sendiri. Tetapi dalam ajaran tasawuf, begitu Mursyid memberikan perintah maka sami'na wa atho'na, kita laksanakan presisi seperti yg beliau perintahkan.

Diperintah survey tanah, ya survey tanah, diperintah mbangun gapuro dulu ya mbangun gapuro dulu, diperintah mbaca doa 21x ya kita baca 21x tidak lebih dan tidak kurang, diperintah puasa 4 hari ya 4 hari tidak lebih dan tidak kurang.

Diperintah beli kursi ya kita beli, jangan sampai perintah itu kita oper ke orang lain, sebab mursyid memberikan perintah pada seseorang pasti punya maksud khusus, Mursyid perintah doa tertentu misal "Laa Haula wala quwata ilabillah" ya kita baca persis "Laa Haula wala quwata ila billah" tanpa tambahan "ila billahil aliyyil adzim" sebab sabda /kalam beliau sebagai Mursyid dibalik itu ada Ilham ruhi..

Sama dengan pelajaran2 apa saja yg kita terima dari beliau atau dari Bapak Kholifah, maka jangan ditambah meski cuman 1 hitungan dan jangan di kurangi meski cuman 1 hitungan, nilainya akan berbeda, dampaknya akan berbeda..

Di dalam ajaran Islam, di dalam alquran, di dalam ajaran tasawuf, itu presisi, baik dalam hitungan, dalam huruf, dalam kata atau kalimat, ditambah satu tidak boleh, dikurangi satu tidak boleh..

Nilai ketepatan kita dalam mengikuti apa yg disampaikan oleh Mursyid ini yg akan mempercepat Ruhani kita sambung dengan Mursyid.

Beliau Kyai Tar pernah dawuh," mau ketemu saya itu mudah, tapi mau ketemu Mursyid itu sulit"

Apakah kita hanya mau sambung dengan beliau saja? Ataukah kita kepingin sambung dg Mursyid sebagai guru ruhani?

Mulailah memperhatikan hal-hal rinci detailnya..apa yg di dawuhkan, apa yg di sampaikan, apa yg diperintahkan, apa yg dibimbing kan pada kita termasuk masalah bacaan doa dan hitung-hitungan doa..

Berhati-hatilah untuk tidak memasukkan kemauan kita atas satu perintah atau satu tuntunan..sebab dasar kita sebatas pemikiran dan sebagian rasa dan karsa, sedangkan Mursyid memerintahkan kita atas dasar kesadaran rasa, karsa dan priksa yg disinari oleh ilham ruhi.

Banyak murid yg sudah paham dan sudah sadar akan hal ini dan mengalami percepatan peningkatan ruhaniyyah, dan lebih banyak lagi yg belum paham dan mengikuti kehendak, kemauan dan pemikiran sendiri sehingga itu akan menghambat proses Ruhani kita dan beberapa hal bisa membahayakan ruhani kita..

Ini yg disebut shillah, hubungan dan selanjutnya meningkat menjadi manunggal karsa, rasa dan priksa antara guru dg murid..  

Mengenal Tasawuf