`

Kamis, 18 November 2021

Persatuan dan Kesatuan di dalam Keimanan

 Mengenal Tasawuf (21)

Persatuan dan Kesatuan di dalam Keimanan / Ketauhidan 

Ingat pemahaman Persatuan dan Kesatuan:

Persatuan itu dari unsur2 yg berbeda kemudian dijadikan satu. (Yg mengikat adalah sesuatu yg dari luar). 

Maka Persatuan itu adalah kumpulan, susunan, campuran yg diikat dan menjadi satu.

Kesatuan itu memang satu unsur, adanya kesamaan unsur (yg mengikat adalah yg dari dalam), tidak berbeda unsur.

Maka penjelasannya akan kembali ke Qur'an surat Hujurat 13,"inna akramakum 'indallāhi atqākum"

"Sesungguhnya, lebih dimuliakan kamu yg di sisi Alloh yg takwa"

Yg manakah yg dimuliakan?

yg manakah yg disebut di sisi Alloh?

Dari ayat itu maka kita pahami ada 3 hal yg berbeda :

1. Yg lebih dimuliakan

2. Yg di sisi Alloh

3. Alloh itu sendiri

Kalau di ayat lain disebutkan "Maa Indakum yanfadu, wa maa indallohi baq"

Ada 3 hal :

1. Yang ada di sisimu (yg lenyap)

2. Yg ada di sisi Alloh (Kekal)

3. Alloh itu sendiri

Maka lihatlah kepada wujud manusia ini

Ada yg disebut Jasmani (jism)

Ada yg di sebut ruh Amru (ruh yg diperintah)

Ada yg disebut ruh tiupan (ruh rububiyyah)

Jism artinya adalah kumpulan atau susunan atau campuran, karena dalam jism atau jasmani adalah kumpulan, susunan atau campuran dari kulit, daging, darah, tulang dan lain sebagainya. Tetapi jism ini unsur2 nya sudah menjadi satu. Maka ini disebut Persatuan..

Ruh tiupan, asal dari Alloh akan kembali pada Alloh

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

‎, ʾinnā li-llāhi wa-ʾinna ʾilayhi rājiʿūna)

Sesungguhnya yg berasal dari Alloh akan kembali pada Alloh.

Kembalinya itu yg disebut Kesatuan.

Kadang disebut ittihad atau persenyawaan seperti air hangat tambah kopi tambah gula jadi minuman kopi yg hangat enak. Meski sebenarnya ini kurang tepat karena adalah persenyawaan dari beberapa unsur yg berbeda meski kemudian setelah bersenyawa tidak bisa dipisah2 kan lagi.

Kadang ada yg menyebutnya hulul atau melebur, sebagaimana Alloy atau campuran 2 macam logam yg dilebur jadi satu dan tidak terpisahkan. Ininjuga kurang tepat.

Yg tepat adalah dari unsur yg sama kemudian kembali kepada induk unsurnya maka inilah yg disebut tauhid. Istilah kembali jangan diartikan sebelumnya berpisah tapi sebenarnya adalah tertutup (kafaro/kafir)

Makanya banyak kesalahan pemahaman akan konsepsi Manunggaling Kawulo lan Gusti, dipikir itu adalah tingkatan yg tertinggi, bukan.

Sebab Manunggaling Kawulo lan Gusti itu dari 2 unsur yg berbeda. Satu Kawulo satu Gusti ya itu belum sampai level tauhid.

Lebih2 dianggap jism Kawulo yg bersifat fana /rusak menyatu atau manunggal dengan sifat kebaqoan atau keabadian Gusti, ya tambah keblinger itu .

Sifat fana/rusak tidak mungkin manunggal dg sifat baqo /abadi.

Maka, kisah syech Siti Jenar, itu bukanlah Manunggaling Kawulo lan Gusti, melainkan itu adalah tauhid. Bukan jasad /jism yg manunggal dengan Alloh, melainkan yg berasal dari Alloh kembali pada Alloh.

Maka kisah Al Hallaj, itu bukanlah hulul atau peleburan jasad Hallaj dg Alloh, melainkan yg asal dari Alloh kembali kembali pada Alloh.

Maka kisah Yazid Bustomi itu bukanlah Ittihad atau persenyawaan Yazid makhluk yg fana dg Alloh yg baqo, melainkan tauhid, yg asal dari Alloh akan kembali pada Alloh.

Inilah Kesatuan atau Tauhid

إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

‎, ʾinnā li-llāhi wa-ʾinna ʾilayhi rājiʿūna)

Inilah yg disebut mengesakan..

Mengembalikan diri kita (yg mana) agar yg berasal dari Alloh kembali kepada Alloh.

Alloh sudah Esa, diri kita yg belum Esa ..

Pun nggeh..pun jelas nggeh..

Masio ilmumu duwur, pemahamanmu sak langit, iso ngawang gk iso Mudun , iso ngilang gk iso mbalik ,tapi Yen durung praktek laku, durung mulai Poso 4 Dino, durung Nerima bimbingan dan diantarkan Mursyid sing mumpuni, tangeh lamun gawe tauhid..

Wahai..

Belum tibakah waktumu untuk kembali kepadaKu

Terbanglah wahai burung-burung jiwa

Tuk menemuiKu

Simurgh Yang Agung

Raja segala Diraja Burung

Mengenal Tasawuf