Mengenal Tasawuf(96)
Keluarga Nasab dan Keluarga Sebab
Bagaimana menurut Alloh tentang keutamaan keluarga Sebab atas keluarga Nasab?
Alloh mengutamakan keluarga sebab..dari pada keluarga Nasab
Ketika Nabi Nuh as melihat anaknya (keluarga Nasab) tenggelam, kemudian Nuh dawuh di abadikan oleh Alloh di Al-Qur'an,
وَنَادٰى نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ
wa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa'dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn
Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”
Tetapi apa jawaban Alloh SWT ?
قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ
Qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik,
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu..(QS Hud 46)
Menurut Alloh anak nasab Nuh bukanlah keluarga Nuh ketika si anak nasab tidak lagi taat kepada nabi Nuh, tidak taat kepada abahnya.
Maka sungguh sempurnalah jika termasuk keluarga Sebab juga termasuk keluarga Nasab.
Bagaimanakah supaya kita masuk dalam keluarga sebab di dalam Shiddiqiyyah?
Maka jawabannya sederhana, apapun yg menjadi program2 Shiddiqiyyah jalanilah, maka kita akan masuk dalam keluarga sebab di Shiddiqiyyah.
Bagaimanakah menjadi keluarga sebab dari beliau bapak Kyai Much.Muchtar Mu'thi Mursyid Shiddiqiyyah?
Maka apapun yg sudah diajarkan oleh beliau pak kyai, itulah yg kita laksanakan, itulah yg kita kerjakan.
Jika Mursyid mengajarkan wajib bagi kita untuk berorganisasi, maka berorganisasi lah, jadilah pengurus organisasi yg sungguh2, ikutilah program2 yg sudah dicanangkan oleh beliau pak kyai melalui organisasi di lingkungan thoriqoh Shiddiqiyyah.
Bagaimana jika ada orang yg ngaku murid Shiddiqiyyah tapi gak mau berorganisasi?
Jelas..itu bukan murid Shiddiqiyyah sebab sudah tidak sesuai dg ajaran Shiddiqiyyah.
Jika Mursyid mengajarkan untuk bakti kepada kedua orang tua, maka berbaktilah, jenguklah orang tuamu jika mereka sakit, rawatlah.
Jangan sampai orang tua sakit, kemudian jangankan ngrawat, njenguk saja Ndak pernah dan itu sampai 2 tahun gak pernah njenguk saja Ndak pernah..
Apakah pantas ada anak seperti itu ke orang tuanya?
Apakah pantas anak seperti itu ?
Bagaimana jika ada orang yg ngaku murid Shiddiqiyyah tapi gak bakti pada abahnya?
Ya..itu jawabannya..
Mereka sudah jelas bukan murid Shiddiqiyyah.
Sebab murid Shiddiqiyyah pastilah berbakti kepada orang tuanya.
Bagaimana jika ada istri dan anak2 yg tidak bakti pada orang tuanya? Tidak bakti pada abahnya?
Malah menghianati abahnya?
Upaya perjuangan susah payah puluhan tahun abahnya dg entengnya mau dihancurkan oleh anaknya?
"Shiddiqiyyah sekarang sudah tidak benar, maka lebih baik ditenggelamkan dulu baru dibangun lagi" (omongane gerombolan)
Semoga pun seandainya kita bukan keluarga Nasab, paling tidak kita bisa menjadi keluarga sebab di Shiddiqiyyah..