`

Rabu, 01 Desember 2021

KETAATAN

Mengenal Tasawuf(55)

Angka 55= 10..#01
Bagi Alloh, yang disebut KELUARGA itu sebab KETAATAN bukan Sebab keturunan biologis..

Quran Surat Hud Ayat 45

وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَ

"Wa nādā nụḥur rabbahụ fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wa'dakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīn"
"Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya".

Quran Surat Hud Ayat 46

قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

"Qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ 'amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī 'ilm, innī a'iẓuka an takụna minal-jāhilīn"

"Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
-------
Nuh berkata,"Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku"
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik."
Bukan hanya dijawab seperti itu saja, tapi Nuh bahkan mendapatkan peringatan (ditegur) olehAlloh,
" Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya"
Setelah Alloh menegur Nabi Nuh, kemudian Alloh menyampaikan tanbihNya atau peringatannya kepada Nuh,
"Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
Seorang Bapak hanya mengingatkan, mendidik, dan mengupayakan supaya anaknya menjadi orang yg taat kepada Alloh..
Tetapi bahkan seorang Nabi pun seperti Nuh yg sudah sedemikian rupa mendidik anaknya, ternyata anaknya masih saja kafir, dan akhirnya tenggelam ditelan ombak kekafiran..
Itu anak seorang Nabi bisa kafir seperti itu..
Lha apalagi kalau cuman anak kita ini..
Seorang Bapak tebtulah sudah mengupayakan untuk mendidik anaknya.
bagaimana jika anaknya Murtad? 
Itu sudah menjadi urusan anaknya sendiri...
Bagaimana jika anaknya Musyrik?
Itu sudah menjadi urusan anaknya sendiri...
Bagaimana jika anaknya munafik?
Itu sudah menjadi urusan anaknya sendiri...
Bagaimana jika anaknya itu tukang fitnah?
Itu sudah menjadi urusan anaknya sendiri..
Keluarga bagi Alloh adalah mana diantara kamu yg Taat kepada Alloh dan Rasulnya...
Bukan persoalan kamu adalah anak secara biologisnya atau bukan, melainkan masalah Ketaatan nya pada Alloh dan Rosululloh..
Bagaimana jika anak ini memilih untuk berseberangan dg Bapaknya?
Dan itu ditunjukkan dg saat Bapaknya sakit, dengan berbagai alasan dan banyak alasan ia tetap tidak menjenguk bapaknya?
Dan bagaimana jika ditambahkan informasinya bahwa  pergaulan anaknya berkumpul bersama orang yg murtad, orang yg musyrik dan orang yg munafik serta tukang fitnah?
Dan bagaimana jika akhirnya anaknya memilih jalan keluar dari ketaatan dan memilih untuk bergerombol bersama kaum kafirin sebagaimana ayat di atas?
Maka menurut Alloh di ayat yg di atas, "itu bukan keluarga" lagi...
"itu sudah keluar dari keluarga"..itu sudah bukan urusan keluarga lagi, tapi urusan umat.
Keluarga adalah orang2 yg tetap taat pada Alloh dan Rosululloh..
Kita sebagai murid Shiddiqiyyah, mungkin bukan keluarga biologis dg beliau Pak kyai ,
Tetapi kita bisa menjadikan diri kita sebagai keluarga beliau Bapak Kyai Much Muchtar Mu'thi keluarga sebab KETAATAN terhadap ajaran Shiddiqiyyah..
Hanya keluarga Nabi Nuh saja, baik keluarga Nasab maupun keluarga Sabab yg TAAT kepada Alloh dan RosulNya lah yg menaiki perahu nabi Nuh dan selamat dunia sampe di akherat..
Mengenal Tasawuf