Mengenal Tasawuf(87)
Jangan mengalungkan berlian ke leher celeng
حَدَ ثَنَا هِشَاُمِ بِنْ عَمّاَرٍ حَدَّ ثَنَا حَفْصُ بِنْ سُلَيْمَانَ.حَدَّ ثَنَا كثِيْرُ بِنْ شِنْظِيْرِ,عَنْ مُحَمَّدْ بِنْ سِيْرِ يْنَ,عَفْ أَنَسِ بن مالك.قال: قال رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم (طَلَبُ اْلِعلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. وَوَاضِعُ اْلعِلمِ عِنْدَغَيْر اَهْلِهِ كَمُقَلِّهِ اْلَخنَازِيْرِ الْجَوْهَرَ وَالُّلؤْلُؤُ وَالذَّهَبَ).[1]
“Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafs bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirih dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk menerimanya dan orang yang menertawakan ilmu agama) seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi”
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang yang enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka akan menertawakannya.
Di dalam Al Quran, Allah SWT telah menjelaskan bahwa "tidaklah Allah menciptakan/menjadikan sesuatu itu sia-sia melainkan ada hikmahnya" (QS.Ali Imran ayat 191)''
Mengalungkan kalung berlian ke leher celeng alias babi itu adalah perbuatan yg sia-sia. Sebab babi tidak akan tau tingginya nilai kalung berlian itu. Bukan salah babinya jika dia dikalungi berlian, tapi salah yg mengalungkannya karena berarti ia tidak mengetahui tata letak seharusnya.
Bagaimana sesuatu ilmu yg nilainya tinggi akan engkau berikan pada orang yg tidak tau akan tinggi nilai ilmu itu?
Ajaran tasawuf itu ajaran yg tinggi nilainya, seperti berlian yg mahal harganya dan menjadi tidak manfaat alias sia2 jika ilmu yg nilainya tinggi itu diberikan pada orang yg tidak berhak.
Orangnya sendiri tidak berminat, enggan, dan tidak akan mau menerima meski diajari ilmunya, terutama ya jelas tidak akan mau mengamalkan ilmu tersebut. Bukankah itu sebuah kesia2 an?
Maka sudah benar apa yg di Dawuhkan Mursyid bahwa kita harus menarik garis demarkasi dg gerombolan dan biarkan saja gerombolan itu keluar dari Shiddiqiyyah, sebab tidak ada manfaatnya ia tetap ada di dalam Shiddiqiyyah selain hanya membawa mudhorot saja.
Ilmu yg dulu sudah pernah didapatkan dari Shiddiqiyyah, bukan hanya tidak mensyukuri telah mendapatkan ilmu itu, juga dampak ilmu itu tidak berbekas,malahan ilmu dan pemberi ilmu malah dilecehkan dan jelas hanya menjadi bahan tertawaan saja bagi mereka.
Satu waktu seorang Mursyid di depan muridnya yg ragu2 terhadap Mursyidnya yg memang tidak kaya dan tidak terkenal, beliau mengambil sejumput tanah lihat dan di uter2 di telapak tangannya. Kemudian perlahan tanah liat itu menjadi batu keras yg berkilau.
Setelah itu gurunya menyuruh si murid agar membawa batu itu dan menanyakan harganya di pasar di kampungnya. Semua orang yg ditanya mengatakan Ndak ada harganya dan tak satupun yg mau beli.
Si murid pulang kembali ke gurunya dan menceritakan peristiwa itu.
"Ndak berharga guru, mereka para pedagang gak ada yg mau beli batu ini"
"Sekarang pergilah kamu ke kota dan tanyakan ke para penjual batu permata", berangkatlah si murid dan ia kaget juga ketika ada yg menawar batu itu seharga 1 juta.
Ia tidak menjualnya meski ingin membawa uang buat gurunya, iapun kembali ke gurunya dan menceritakan peristiwa itu.
Kemudian sekarang gurunya meminta muridnya untuk pergi ke kota sebelahnya yg lebih besar.
"Masuklah kamu ke toko berlian dan tanyakan berapa harganya, tapi jangan dijual"
Kemudian si murid pun berangkat lagi ke kota sebelah yg memiliki beberapa toko penjual berlian. Batu itu kemudian diberikan untuk menanyakan harganya di toko permata itu.
Ia kaget ketika si pemilik toko berlian setelah melihat batu yg di bawa si murid kemudian menemuinya lagi, tapi kali ini dg polisi yg langsung menangkapnya.
"Darimana kamu curi barang ini?"
Si murid kaget setengah mati,"sa..saya gk mencuri pak, itu punya guru saya yg diberikan ke saya" jawabnya terbata-bata.
"Jangan bohong kamu, bagaimana seorang gembel seperti kamu bisa memiliki berlian harga lebih dari 100 juta ini?",kata si pemilik toko sambil melihat si murid yg memang perawakannya seperti gembel itu.
Kemudian si murid inipun di tangkap oleh polisi. Di sel ia menyadari akan kesalahannya terhadap sang Mursyidnya. Ia telah meragukan Mursyidnya. Dan Mursyidnya memberikan pelajaran yg sangat berharga pada dirinya, "bahwa yg memang yg ahlilah yg mengetahui tingginya nilai sesuatu"