`

Senin, 12 Juni 2023

TAKDIR


Percaya kepada takdir Alloh adalah rukun Iman yang ke enam.

Sebagaimana dawauh Rosululloh dalam haditsnya yang di riwayatkan oleh Imam Muslim: 
“(Al imanu) an tu'mina billahi wamalaikatihi wakutubihi warosulihi al yaumil akhiri wabilgodari khoirihi  wasyarrihi.” 

Artinya: yang dikatakan iman itu ialah hendaknya engkau percaya kepada Alloh, percaya adanya malaikat malaikat Alloh, percaya kepada kitab Alloh, percaya kepada Rosul rosulAlloh, percaya adanya hari akhir dan percaya kepada takdir Alloh, baik dan buruknya takdir. 

Takdir Alloh artinya ketentuan dari ALloh. Semua yan terjadi di alam ini termasuk yang terjadi pada diri manusia baik dan buruk, suka maupun duka semuanya tidak terlepas dari ketentuan Ilahi. Alam benda dan alam masyarakat manusia telah dikuasai oleh suatu hukum yang tetap, yang tidak mau tunduk kepada kemauan manusia yaitu takdir Alloh. 

Alloh ta'ala berfirmnan dalam Surat Al Hadid ayat 22,
 “Maa ashoba min mushibatin fil ardli walaa fii anfusikum illaa fii kitaabin min gobli annabroahaa inna dzalika “alallohi yasiir.”
Artinya: Tiada suatu musibah yang menimpa di bumi dan yang menimpa pada dirimu melainkan telah tertulis (dalam Lauhil Mahfudz) sebelum kami menciptakannya, Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh. 

Walaupun semuanya itu sudah dikuasai oleh takdir Alloh, bukan berarti kita tidak punya daya apa apa, bukan berarti kita hanya diam berpangku tangan menunggu ketentuan dari Allah saja, tapi kita juga diperintahkan untuk berusaha dan beriktiar buktinya Alloh Ta'ala juga perintah kepada manusia untuk bekerja, memperbaiki nasibnya sendiri, diperintah untuk beribadah, berbuat baik, diperintah untuk syukur, untuk sabar, kita diperintah untuk berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kebahagian hidup di akhirat dan lain sebagainya. 

Mana mungkin Alloh Ta'ala perintah kepada kita, apabila kita tidak bisa melakukan perintah itu. Jelasnya kita mampu untuk melaksanakan perintah-perintahNya,mampu untuk menjauhi larangan-laranganNya, mampu untuk menerima ujian-ujianNya. 

Akan tetapi walaupun kita diberi kemampuan-kemampuan tersebut kita tidak boleh sombong atas kemampuan-kemampuan kita itu. Kita harus ingat bahwa kemampuan kita untuk bisa berbuat baik, beribadah, menjauhi larangaNya, kemampuan untuk bisa lolos dari ujuian-ujianNya, semuanya itu tidak lain karena mendapat pertolongan dari Alloh SWT. 

Intinya kita harus percaya kepada takdir Alloh, baik dan buruknya, walapun demikian, takdir Alloh itu masih bisa berubah. dan yang berhak mengubahnya, hanya Alloh Ta'ala sendiri.

Karena takdir itu ada dua (2) macam: 

1. Takdir fi ilmillah atau Tagdir Mubrom , yaitu takdir yang sudah tidak bisa berubah, suatu contoh kita sudah diciptakan menjadi manusia, menjadi bangsa Indonesia, menjadi anaknya si A atau B dan lain lain. Inilah yang disebutkan dalam surat Oof ayat 29: “Maa yubaddalul goulu ladayya wamaa ana bidhollaamin lil 'abiid.” Artinya: putusanKU tidak akan dirubah dan Aku tidak akan menganiaya hamba -hambaKu. 

2. Takdir Mu'allag atau takdir yang masih bisa berubah sebagaimana firman Alloh dalam Al Qur-an surat Ar Ro'du ayat 39: “Yamhullohu maa yasaa'u wa yustbitu wa 'indahu ummul kitab.” Artinya : Alloh menghapuskan apa yang dikehendakiNya dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan pada sisinya ada ummul kitab. 

Takdir yang ini bisa berubah dengan dua macam usaha yaitu : 1. Dengan doa. 2. Dengan perbuatan baik. Sebagaimana hadits riwayat Imam Tirmidzi : “Laa yaruddul godlo'a illad du'au walaa yaziidu fil “umri illal birru.” Artinya: Tiada yang bisa merubah takdir selain do'a, dan tiada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik.

Namun kita harus ingat bahwa kemampuan kita hanya memohon, perkara dikabulkan atau tidak, sepenuhnya Hak Alloh Ta'ala. Kita tidak bisa mengatasi takdir Alloh. Disini kita ingatkan bagaimana do'a Sayidina Umar bin Khottob ketika thowaf di Ka'batulloh : “Ya Alloh, jika Engkau mentakdirkan saya masuk dalam golongan orang yang berbahagia, maka tetapkanlah saya disitu, akan tetapi jika Engkau mentakdirkan saya termasuk golongan orang yang celaka dan berdosa, maka hapuslah takdir itu dan masukanlah aku ke dalam golongan yang berbahagia dan mendapat ampunan. Sesungguhnya Engkau menghapus apa yang Engkau kehendaki dan menetapkan apa yang engkau kehendaki dan pada sisiMu Ummul Kitab."