Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah (25)
Selesai sholat taubat dua rokaat, kemudian dalam keadaan duduk dilanjutkan kontak Fatehah 5, kemudian istighfar dan raja istighfar yg di baca dg sujud, barulah membaca muqodimah Sholawat.
Muqodimah Sholawat
Bagi Alloh, bulan itu ada 12 bulan : Muharrom, Shofar, Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadil awal, Jumadil Akhir, Rojab, Syaban, Romadhon,, Dzulqodah, Dzulhijjah.
Pada bulan Syaban (bulan ke 8, turunlah perintah Alloh untuk bersholawat pada Nabi.
Quran Surat Al-Ahzab Ayat 56
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
"Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā"
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"
Ibn Abi al-Shaif al-Yamani menjelaskan bahwa surah Al-ahzab ayat 56 tersebut turun pada bulan Sya’ban. Al-Hafidz Ibn Hajar al-‘Asqalani mengutip perkataan Abi Zar al-Harawi, menyatakan bahwa perintah bershalawat kepada Nabi Saw turun pada tahun kedua Hijrah bukan pada malam lailatul isra’.
Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban juga mengatakan bahwa surah Al-ahzab ayat 56 turun pada bulan Sya’ban. Beliau memperkuat pandangannya dengan menyebutkan salah satu hadis yang diriwayatkan al-Dailami dari Sayyidah Aisyah, dia berkata:
شَعْباَنُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللِه وَشَعْبَانُ المُطَهِّرُ وَرَمَضَانُ المُكَفِّرُ
Artinya: “Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan bulan Allah. Bulan Sya’ban menyucikan dan Ramadhan menggugurkan dosa”.
Dalam hadis ini sangat jelas Nabi Saw mengaku bahwa bulan Sya’ban adalah miliknya, sedangkan Ramadhan milik Allah. Pengakuan Nabi Saw ini, kata Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki, kemungkinan karena Sya’ban bulan bershalawat, bulan di mana surah Al-ahzab ayat 56 diturunkan sebagai perintah bershalawat kepada Nabi Saw.
Selanjutnya Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza Fi Sya’ban menjelaskan hakikat bershalawat kepada Nabi Saw. dan kenapa Allah memerintahkan kita sebagai umatnya wajib bershalawat kepadanya. Dengan mengutip perkataan Izzuddin bin abbdissalam, Sayyid Muhammad menjelaskan :
“Shalawat atas Nabi Saw. bukanlah syafaat kita untuk Beliau karena orang seperti kita tidaklah bisa memberi syafaat kepada orang seperti Beliau. Kendati begitu Allah memerintahkan agar membalas jasa orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita. Jika tidak bisa membalas jasanya maka kita berdo’a untuknya agar Allah menggantikan kita dalam memberikan balas jasa. Ketika kita tidak mampu membalas jasa penghulu manusia terdahulu dan yang kemudian maka Tuhan semesta alam memerintahkan agar kita bershalawat atasnya supaya shalawat itu sebagai balas jasa atas kebaikan dan anugerahnya kepada kita dan tentu saja tak ada kebaikan lebih utama daripada kebaikan Nabi Saw. kepada kita.”
Dalam hadis riwayat al-Imam Muslim, Nabi bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
Artinya;“barang siapa bershalawat sekali atasku maka sebab itu Allah bershalawat sepuluh kali atasnya”.
Al-Qadhi ‘Iyadh menafsirkan hadis riwayat al-Imam Muslim di atas tersebut. Beliau berkata, “Maksud Allah bershalawat sepuluh kali adalah tambahan rahmat-Nya dan pahala shalawat tersebut dilipatgandakan”.
Dengan demikian, bershalawat kepada Nabi Saw memiliki banyak keutaman. Keutamaan ini semakin bermakna ketika bershalawat pada bulan Sya’ban, sehingga tidak heran para ulama menganjurkan untuk memperbanyak baca shalawat kepada Nabi Saw pada bulan Sya’ban ini. Hal ini karena Sya’ban adalah bulan milik Nabi Saw, bulan bershalawat kepadanya.
Penjelasan di atas adalah penjelasan yg bersifat umum, menurut faham Shiddiqiyyah, dalam QS Al ahzab 56 itu ada 3 macam sholawat yg berbeda2: sholawat Alloh pada Muhammad, sholawat malaikat pada Nabi Muhammad dan sholawat orang mukmin pada Nabi Muhammad Saw.
Oleh sebab itu wajarlah pabila semua doa mungkin masih tertolak, tapi khusus sholawat tidak akan pernah ditolak oleh Alloh, sebab Alloh sendiri bersholawat ala nabi, malaikat bersholawat dan juga orang2 mukmin juga bersholawat pada Nabi.
Meski hanya di baca 1 x tapi muqodimah ini menduduki posisi penting, sebagai landasan semua pembacaan sholawat yg ada.
Saat membaca ayat ini, sadari bahwa kita sedang bersilaturrahmi kepada nabi dan menyiapkan wadah diri kita supaya benar2 bisa menjadi Muhammad, menjadi Yang Terpuji..
Quran Surat Al-Ahzab Ayat 21
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
"Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā"
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"
Perhatikan Tulisan Allah (اَللهُ) dan Muhammad (مُحَمَّدٌ)..
Sama2 4 huruf
Sama2 ada tasjidnya
Sama2 ada huruf berlobangnya
Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah