`

Selasa, 13 Juni 2023

Wasilah

Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah (21)

Di dalam puasa taubat, ada mandi taubat, ada sholat taubat dan setelah sholat taubat selesai mulai kontak fatehah.
Untuk apa kontak fatehah atau membaca Fatehah ?

Surat Al Maidah Ayat 35
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhidụ fī sabīlihī la'allakum tufliḥụn"
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung"

Perintah Alloh untuk mencari wasilah atau perantaraan, dan Nabi Muhammad Saw adalah wasilatul udma, wasilah yg agung.
Yg pertama disambungkan ke Nabi Muhammad Saw, yg kedua ke para Nabi dan Para Rosul Alloh,
Yg ketiga ke para sahabat dan ahlinya nabi yg suci2..
Sahabat Nabi itu banyak, secara umum, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan Ali karomallohu wajah (kwh) adalah yg disebut 4 sahabat utama, yg selain itu banyak, seperti Bilal bin Rabah, Abu Dzar Al Ghifari, Salman Al farisi dll.
Ahlul bait atau keluarga Rosululloh yg suci2..
Keluarga itu ada yg disebut keluarga Nasab, pertalian darah, ada yg disebut keluarga Sabab, keluarga karena sebab sesuatu.
Satu waktu Nuh as, sudah mau naik perahu ketika melihat istri dan anaknya hampir tenggelam. Nabi Nuh akan menolong mereka, tapi ia ditegur oleh Alloh "jangan !
"Ya Alloh, bukankah mereka keluargaku? Bukankah mereka ahlul bait ku?" Kata Nuh
Kemudian Alloh berfirman," sesungguhnya, keluargamu adalah yg mau mengikuti kamu"
Di sini jelas Alloh lebih mengutamakan keluarga Sabab daripada keluarga Nasab.
Bukan sebaliknya.
Sayyid (bahasa Arab: سيد‎) (jamak: Sādah, bahasa Arab: سادة) (Bahasa Indonesia: Tuan) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu dia, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib. Keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Sayyidah, Alawiyah, Syarifah atau Sharifah.
Beberapa kalangan muslim juga menggunakan gelar sayyid untuk orang-orang yang masih keturunan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas, serta Ja'far, Aqil dan Thalib.
Gelar ini tidak sama dengan nama yang lebih populer seperti "Sa'íd", yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti bahagia. kata lain yang sering disalahpahami sebagai sayyid adalah syahid, istilah dalam bahasa Arab untuk seorang martir. Di Nangroe Aceh Darussalam biasa disebut "said".
Kata ini (sayyid) secara harfiah berarti Tuan, kata dalam bahasa Inggris yang artinya paling mendekati adalah Sir atau Lord. Dalam dunia Arab sendiri kata ini sering ditukar dengan "Pak..", misal: Sayyid John (Pak John). Kata yang mempunyai konsep yang sama (dengan sayyid) adalah sidi (berasal dari bahasa Arab sayyidi) yang digunakan di Arab bagian Barat.
Alevis menggunakan seyyid (di Turki) sebagai penghormatan pada nama dan diletakkan sebelum nama orang-orang yang dianggap suci di kalangan mereka.
Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip adalah syekh dan syarif. Keturunan dari Hasan bin Ali yang pernah memerintah Makkah, Madinah, Iraq pada masa Kesultanan Turki Utsmaniyah dan sekarang di Yordania, yaitu Hasyimiyah juga menggunakan gelar Syarif.
Dalam Dunia Arab istilah Syarif digunakan oleh keturunan Hasan bin Ali, sedangkan gelar Sayyid digunakan oleh keturunan Husain bin Ali.
Penguasa Kerajaan-Kerajaan di Nusantara ini yang berdasarkan kajian sejarah adalah keturunan Ahlul Bayt (Sharif / Sayyid) adalah Kesultanan Brunei, Kesultanan Sambas, Kesultanan Sulu, Kesultanan Perlis, Kesultanan Siak Sri Indrapura, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Banten, Kesultanan Pontianak dan Ketuanan Kubu.
Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abi Syaibah dan Musaddad dalam musnadnya, Al  Hakim, At Turmudzi dalam Nawadirul Ushul, Abu Ya'la dan At Thabrani dari  Salamah bin Al Akwa', ia berkata: Rasulullah saw bersabda : 
 "Bintang-bintang di langit adalah petunjuk keselamatan bagi penghuni langit dan Ahlul Baytku adalah penyelamat umatku"..
Pertanyaannya, apakah semua keturunan nabi dari jalur nasab, keluarga Nasab itu pasti bisa menjadi penyelamat umat??
Apakah semua jalur nasab turunan nabi semua adalah orang yg imannya kuat, Akhlakul Karimah?? Tentu tidak..
Kalau tidak semua keturunan nabi bisa dijadikan penyelamat umat, apakah sabda Rosululloh itu salah?
Tentulah tidak sebab yg dimaksud ahlul bait di sini bukanlah semata2 turunan jalur nasab tapi lebih kepada jalur sabab yg mengikuti Rosululloh..yg mengikuti jejak Rosululloh, mengikuti ajaran Rosululloh, mengikuti Akhlakul Karimah Rosululloh..
Sekali lagi, menurut Al Qur'an dari kisah Nabi Nuh, maka Alloh lebih mengutamakan keluarga Sabab daripada keluarga Nasab.
Jadi mereka  yg mengikuti ajaran rosululloh, Akhlakul Karimah pastilah itu disebut ahlul bait meski belum tentu silsilahnya nasab darah sampai nabi Muhammad Saw.
Dan kalau silsilah jalur nasab belum tentu itu ahlul bait Rosululloh. Ini pengertian versi Alquran..meski memang bukan pengertian umum.

Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah