Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah(7)
Al-Shoumu Junnah
Puasa itu perisai
Mengapa di dalam meriyadhohi amalan-amalan atau doa-doa khusus, mayoritas akan ditempuh melalui puasa?
Puasa taubat 4 hari,
Puasa Salamun 3 hari,
Puasa Sholawat Nurdzat 4 hari,
Puasa Li ila 3 hari
Mengapa hampir semua amalan ditenpuh riyadhoh nya melalui puasa?
Pada saat seseorang puasa, setiap saatnya tubuh ini ada dalam ibadah dg Alloh,
Di setiap saatnya diri kita terbentengi, terlindungi dengan perisai puasa sehingga hal negatif dari lintasan hati, hal negatif dari munculnya pikiran negatif dan perilaku negatif adalah paling minim, sehingga saat puasa yg tidurnya saja ibadah ini akan membuat sambungan dengan Alloh yg paling singkat, paling dekat, paling cepat sehingga bacaan doa apa saja atau kalimat firman Alloh apa saja akan muncul kepermukaan ketika digali melalui puasa..
Jika tidak lewat jalan puasa, akan sulit untuk bisa menggali ayat2 Alloh itu.
Ibarat anda mau menggali permukaan tanah sampai masuk ke dalam menemukan saluran sungai bawah tanah, maka anda akan melalui beberapa lapisan tanah.
Tanpa puasa hanya mewirid bacaannya saja ibarat menggali tanah dg pacul dan di paculi manual..agak lama juga untuk bisa tergali, apalagi jika ada angin besar sehingga apapun yg sudah kita gali bisa ketutup dg debu pasir yg terbawa angin dan menutupi lubang yg sudah kita gali.
Tanpa puasa hanya Istiqomah dalam membaca doa yg di riyadhohi, ibarat menggunakan sekop dan dibantu temen untuk terus menerus menggali, bisa tergali dan lumayan cepet meskipun akan menghadapi kecapekan yg sangat..
Dengan puasa untuk menggali rahasia doa, ibarat menggali tanah dg menggunakan bor listrik canggih yg terus menerus berputar, menghunjam masuk ke dalam tanah secara fokus dan tidak akan berhenti sampai tembus ke dalam bertemu dg aliran sungai bawah tanah yg mengalir jernih dan segar..
(QS Jin:16)
وَأَلَّوِ ٱسْتَقَٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَٰهُم مَّآءً غَدَقًا
Wa al lawistaqāmụ 'alaṭ-ṭarīqati la`asqaināhum mā`an gadaqā
Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas thoriqoh ini, benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar menyegarkan.
----
"Ada rahasia tersimpan dalam perut kosong.
Kita ini cuma alat musik petik,
tak lebih dan tak kurang.
Jika kotak suaranya penuh, musik pun hilang.
Bakarlah habis segala yang mengisi kepala dan perut
dengan menahan lapar, maka
setiap saat irama baru akan muncul
dari api kelaparan yang nyala berkobar.
Ketika seluruh hijab habis terbakar,
keperkasaan baru akan membuatmu melejit
berlari mendaki setiap anak tangga
di depanmu yang digelar.
Jadilah kosong,
lalu merataplah
seperti indahnya ratapan bambu seruling
yang ditiup pembuatnya.
Lebih kosong,
jadilah bambu yang menjadi kalam,
tulislah banyak rahasia-Nya.
Ketika makan dan minum memenuhi dirimu,
iblis akan duduk di singgasana
tempat jiwamu semestinya duduk:
bagai sebuah berhala buruk dari logam
yang duduk di Kaâbah.
Ketika kau berpuasa menahan lapar,
sifat-sifat baik mengerumunimu
bagai para sahabat yang ingin membantu.
Puasa adalah cincin Sulaiman.
Jangan melepasnya demi segelintir kepalsuan,
hingga kau hilang kekuasaan.
Namun andai pun kau telah melepasnya,
hingga hilang seluruh kemampuan dan kekuatan,
berpuasalah: mereka akan datang lagi kepadamu,
bagai pasukan yang muncul begitu saja dari tanah,
dengan bendera dan panji-panji yang berkibaran megah.
Sebuah meja akan diturunkan dari langit
ke dalam tenda puasamu:
meja makan Isa.
Berharaplah memperolehnya,
karena meja ini penuh oleh hidangan lain,
yang jauh, jauh lebih baik
dari sekedar sup kaldu sayuran"
(Jalaluddin Rumi).
Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah