`

Selasa, 08 Maret 2022

Saraba Ampat

Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah (14)


innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn (QS Al baqoroh 222)
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri"
Mengapa kok puasa taubat itu 4 hari? Kok tidak 2 hari atau 3 hari?

 Wayang artinya si bayang-bayang
 Antara kadap si lawan tarang
 Semua majaz harus dipandang
 Simpur balakun hanya saorang
 `Wayang artinya si bayang-bayang`, Dipahami dalam filsafat Islam yang di Jawa, bahwa makna `wayang` memang berasal dari kata `bayang`.

Menandakan bahwa `wayang itu si bayang-bayang`. Demikian juga manusia ini, yang dilambangkan sebagai wayang, adalah merupakan bayang-bayang dari Alloh ta`ala.
 Hal itu juga yang menjadi alasan, kenapa wayang yang indah warna-warnai, tapi yang ditunjukkan pada penonton justru bayang-bayangnya. 

Tetapi bila penontonnya atau si wayang sendiri bisa memahami hakekat diri, maka tampaklah keindahan atau kemuliaan dirinya. Dan kalau diteruskan kesadarannya, maka sadarlah, bahwa yang menggerakkan wayang adalah si dalang."Man arofa nafsahu faqod arofa robahu", barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya".

 Cerita di wayang, sama, atau analog dengan cerita di dunia ini yaitu
 `Antara kadap lawan si tarang.`Antara gelap lawan terang`.
 Kalau kita lihat, ada kesamaan filsafat wayang ini dengan filsafat aji
 saka yaitu:
 "ha na ca ra ka, da ta sa wa la, pa da ja ya nya, ma ga ba ta nga" "ada cerita, dua utusan, sama kuatnya, sama matinya"
 Dua utusan ini adalah `kadap lawan tarang`, antara `gelap musuh terang`,
 antara `kebenaran musuh kebatilan`. Yang memang sudah nash Qur`an juga sampai kiamat nanti, akan terus bertarung antara kebenaran musuh kebatilan ini. Dan barulah saatnya nanti (qiamat), kedua-duanya akan hancur lebur atau mati.
 Analog juga dengan filsafat cina,:
 yang dilambangkan dengan bulatan, yang separo terang dan yang separo gelap. Atau unsur yin dan yang. Hanya saja kalau di filsafat cina ini, dipahami bahwa seputih-putihnya, ada gelap sedikit. Dan segelap-gelapnya ada terang sedikit. Kenisbian gelap dan terang ini yang ditonjolkan.
 Artinya tidak ada yang benar mutlak dan tidak ada yang salah mutlak. 
 Tapi Datuk sanggul mengingatkan,`semua majaz harus dipandang`. `Semua wujud atau semua bentuk tetap harus dipandang`, tetapi,` simpur balakun hanya saorang`. Hakekatnya, semua pekerjaan itu berasal dari si Dalang (hanya seorang).
 "La haula wala quwata ila billah". "Tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya dari Alloh semata". (Tauhid)

 Samar, Bagung si Nalagaring
 Si Jambulita suara nyaring
 Ampat isyarat amatlah panting
 Siapa hendak mencari hening
 Serba empat yang terakhir yang diceritakan Datuk Sanggul adalah 4  punakawan (4 hamba) dalam wayang yaitu,`Semar, Bagong, dan  Nologareng(Gareng),` serta` Si Jambulita suara nyaring` yaitu `Petruk`  yang rambutnya njambul itu. Mungkin ini bisa dipahami satu tahapan akhir dalam proses manusia yang mencari kebenaran yaitu proses `penghambaan diri` pada Alloh. atau `Hamba Alloh` atau "Abdulloh".
 Serba empat menurut Datuk Sanggul sangat-lah penting,` Ampat isyarat amatlah panting` bagi `Siapa yang hendak mencari hening` atau `bagi siapa saja yang hendak mencari kebenaran`.
 kututup dengan ucapan syukurku "Alhamdulillah" pada Alloh, pada Nabi Muhammad dan  dan semua guru-guru sufi yang telah memberikanku petunjuk, pengertian dan pemahaman.
 Ada kesalahannya, semata-mata adalah karena kedholiman diriku ini., yang tidak mampu memberikan keterangan.

Catatan : betapa kejam dan sadisnya di Indonesia ini  saya menemukan 2 laman yg memuat tulisan huttaqi tentang parafrase Saraba Ampat ini, dan 2-2 nya tidak mencantumkan siapa penulisnya atau siapa yg memparafrasekan..
Mereka yg melakukan pengambilan tidak etis seperti itu sudah seharusnya menjalankan puasa taubat 4 hari dan masuk Shiddiqiyyah 

Pelajaran Pokok Shiddiqiyyah